Apakah aku adalah orang yang pantas menerima cinta?

sajakberkata
2 min readFeb 27, 2023

--

Bilamana dianalogikan, mungkin aku adalah perpustakaan tua yang kosong dengan buku-buku lusuh dan sarang laba-laba di tiap sudutnya. Renta sudah pondasinya — sekali disentil oleh jemari kekar, aku akan melebur dengan tanah tempatku berdiri. Terkadang, angin bersiul dan mengantar daun-daun kering masuk ke dalam ruangku, menghiburku dengan siulan berirama meskipun hanya sepintas mereka lewat. Ada banyak ruh yang menangis di dalam ruangku, mereka sama kesepiannya denganku. Pernah sekali waktu aku membuka lebar-lebar kedua pintu, tetapi orang-orang hanya melirik dengan ekor mata. Aku ingat beberapa dari mereka. Ada yang seringkali berteduh di depan pintuku, aku beri ia kehangatan, tetapi ia tetap tidak menganggapku ada kala kemarau melanda. Ada pula yang seringkali diam-diam masuk ke dalam dan membaca buku-buku lusuh itu — yang lantas ia curi, tetapi ia tidak pernah memerhatikan betapa renta pondasiku karena melindungi buku-buku tua itu.

Pernah aku bermimpi tentang keinginan yang selalu aku semogakan hingga hari ini. Semoga ada satu orang yang masuk dan membawa kemoceng, membuang debu-debu yang menempel, membersihkan seluruhku dari debu semesta, dan merawatku dengan lembut telapak tangannya. Tetapi, tentu saja itu hanya mimpi.

Seringkali bergumul di kepalaku tentang pertanyaan

“Apakah aku adalah orang yang pantas menerima cinta?”.

Aku telah memberikan apa pun dengan telapakku yang dihiasi luka terlalu banyak. Aku beri seluruh kasih teruntuk mereka yang menempati hati. Aku bahkan merangkai diriku untuk menjadi sebuah rumah dengan perapian hangat untuk mereka. Tetapi, mengapa tangan mereka tidak pernah terulur untuk mengusap sehelai rambutku? Tiada peluk yang mereka tawarkan kala dadaku terasa sesak dan isak tangisku menggema tepat di sebelah telinga mereka. Telah aku coba semua yang kubisa, tetapi ke mana mereka ketika kakiku hampir renta untuk berdiri sendiri?

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

sajakberkata
sajakberkata

Written by sajakberkata

Setiap baris adalah sebuah kisah, Setiap bait adalah serpihan dari perasaan yang dalam.

Responses (2)

Write a response